1. PENDAHULUAN
Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga serta meningkatkan pendapatan.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9 kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang intensif pada ayam buras, dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah penyakit dan memudahkan tata laksana.
Sistem pemeliharaan ayam buras meliputi : bibit, pemeliharaan, perkandangan, pakan dan pencegahan penyakit.
2. BIBIT
Ciri-ciri bibit yang baik :
a. Ayam jantan
-Badan kuat dan panjang.
-Tulang supit rapat.
-Sayap kuat dan bulu-bulunya teratur rapih.
-Paruh bersih.
-Mata jernih.
-Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik teratur.
-Terdapat taji.
b. Ayam betina (petelur) yang baik
-Kepala halus.
-Matanya terang/jernih.
-Mukanya sedang (tidak terlalu lebar).
-Paruh pendek dan kuat.
-Jengger dan pial halus.
-Badannya cukup besar dan perutnya luas.
-Jarak antara tulang dada dan tulang belakang ± 4 jari.
-Jarak antara tulang pubis ± 3 jari.
3. PEMELIHARAAN
Ada 3 (tiga) sistem pemeliharaan :
a. Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam dilepas dan mencari pakan sendiri).
b. Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan tambahan).
c. Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).
Apabila dibedakan dari umurnya, ada beberapa macam pemeliharaan, yaitu :
a. Pemeliharaan anak ayam (starter) : 0 - 6 minggu, dimana anak ayam sepenuhnya diserahkan kepada induk atau induk buatan.
b. Pemeliharaan ayam dara (grower) 6 - 20 minggu.
c. Pemeliharaan masa bertelur (layer) : 21 minggu sampai afkir (± 2 tahun).
Untuk memperoleh telur tetas yang baik, diperlukan 1 (satu) ekor pejantan (sembilan) ekor betina, sedangkan untuk menghasilkan telur konsumsi, pejantan tidak diperlukan.
4. PERKANDANGAN
Fungsi kandang yaitu :
a. Untuk tempat berteduh dari panas dan hujan.
b. Sebagai tempat bermalam.
c. Untuk memudahkan tata laksana.
Syarat kandang yang baik, yaitu :
a. Cukup mendapat sinar matahari.
b. Cukup mendapat angin atau udara segar.
c. Jauh dari kediaman rumah sendiri.
d. Bersih.
e. Sesuai kebutuhan (umur dan keadannya).
f. Kepadatan yang sesuai.
g. Kandang dibuat dari bahan yang murah, mudah didapat dan tahan lama.
Kepadatan kandang :
a. Anak ayam beserta induk : 1 - 2 m2 untuk 20 - 25 ekor anak ayam dan 1 - 2 induk.
b. Ayam dara 1 m2 untuk 14 - 16 ekor.
c. Ayam masa bertelur, 1 - 2 m2 untuk 6 ekor dan pejantan 1 ekor.
5. PAKAN
Zat-zat makanan yang dibutuhkan terdiri dari : protein, energi, vitamin, mineral dan air. Adapun konsumsi pakan adalah sebagai berikut :
-Anak ayam dara 15 gram/hari
-Minggu I-III 30 gram/hari
-Minggu III-V 60 gram/hari
-Minggu VI sampai menjelang bertelur 80 gram/hari
-Induk 100 gram/hari
Pemberian pakan adalah sehari dua kali, yaitu pagi dan sore, sedangkan air minum diberikan setiap saat.
6.PENYAKIT DAN PENCEGAHAN
1) ND = Necastle Desease = Tetelo
Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
2) Cacingan
Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
3) CRD (pernafasan)
Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin (dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
4) Berak Darah
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum, dosis 0,012 -0,024% untuk 3 - 5 hari.
5) Pilek
Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5 7 hari.
6) Cacar
Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.
7. SUMBER
Brosur Intensifikasi Ternak Ayam Buras, Dinas Peternakan, Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar